Seperti bisa kita duga, banyak keluhan yang muncul dari pengusaha
atau pemilik usaha kecil atau pengusaha UMKM. Tidak cukup waktu dalam sehari. Terlalu banyak yang harus dilakukan. Itulah keluhan
paling banyak dari semua pengusaha dan
pemilik usaha kecil termasuk didalamnya UMKM.
Ada banyak cara untuk menghemat waktu, dan banyak alat untuk
membantu kita bekerja lebih cepat.
Baru-baru ini saya menemukan aplikasi smartphone yang sangat berguna yang
membuat pekerjaan lebih mudah dan meningkatkan manajemen waktu. Dan saya juga salut
dengan hardware dan software ( baca : aplikasi dan gadget / gawai ) baru
tahun ini yang dapat membantu kita bekerja lebih cerdas. Dan tentu saja kita
tahu bagaimana solusi cerdas dapat membantu menyederhanakan alur kerja kita
sehingga kita tidak merasa terlalu banyak hal yang harus dikerjakan.
Tapi kembali lagi, yang dapat kita lakukan untuk menjadi
lebih produktif adalah kebiasaan dan niat kita untuk terus berkarya.
Aplikasi dan gadget / gawai tersebut diatas hanya untuk lebih mendorong kita
lebih produktif. Inti lebih produktif tetap pada kita sendiri.
Kembali ke masalah tool yang tadi disinggung diatas, kita
mungkin telah mencoba menggunakan sistem organizer, atau membaca buku self-help
agar lebih terorganisir. Tapi ini beberapa tips tentang cara untuk memecah
beban kerja kita. Dan dari sini kita akan menyadari bahwa betapa mudahya untuk
mengendalikan pekerjaan kita dan meningkatkan produktivitas kita.
Pergunakan telepon cerdas kita / smartphone kita untuk
membantu melakukan hal – hal berikut ini agar terasa lebih mudah.
1. Update To Do List setiap hari.
Apa itu? To Do Lish merupakan daftar hal yang harus
dikerjakan. Belum pernah pakai? Mulai sekarang gunakan To Do List. Tulis
seluruh hal yang harus kita setiap pagi sampai akhir hari. Ini mungkin tampak seperti
tugas yang memakan waktu. Tapi sebenarnya tidak sampai 15 menit. Yang terbaik
untuk menulis ulang seluruh daftar, bukan mencoret dan menambahkan baru tugas,
karena kita ingin menempatkan daftar dalam urutan tertentu untuk setiap hari.
Prioritas utama kita harus tampak paling menonjol - mungkin di bagian atas
daftar; Itu adalah pekerjaan yang harus selesaikan pertama.
2. Memecah proyek besar menjadi tugas-tugas kecil.
Pekerjaan multi-bagian besar atau proyek besar pasti terasa menakutkan.
Memecahnya menjadi item kecil – kecil menjadikan itu mudah dikerjakan dan tidak
menyeramkan. Ini akan mendapat tiga manfaat: pertama, Kita dapat menganalisis
langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan akhir; kedua,
memungkinkan kita menentukan dan melacak kemajuan dalam potongan diskrit
sehingga kita tahu kita berada di jalan sampai selesai; dan akhirnya, mengecek
tugas-tugas kecil memberi kita rasa keberhasilan setiap hari sehingga kita
tetap positif dan mendorong kita tetap
produktif.
3. Mulai tugas yang sekarang.
Kerjakan sekarang, jangan menunda. Jangan biarkan hal hal
kecil menghalangi / membuat kiat menunda.
4. Lakukan salah satu hal pada suatu waktu.
Multitasking mungkin tampak seperti hal normal. Namun
penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu tidak bekerja. kita
mungkin berpikir kita dapat mengubah fokus kita setiap dua menit untuk
mendapatkan lima hal yang dilakukan. Orang-orang yang mencoba untuk multitask jadi
kurang produktif. Dan mereka bahkan lebih sulit di masa depan untuk berkonsentrasi
dan berpikir kreatif.
5. Ambil istirahat.
Tubuh kita bukan mesin. Semakin sedikit waktu yang kita
luangkan untuk istirahat, justru membuat kita tidak produktif karena tidak
mampu berpikir jernih.
6. Delegasi
Kita tidak punya waktu untuk melakukan segala sesuatu untuk
bisnis kecil kita. Kita bukan orang yang paling terampil atau berbakat untuk
setiap tugas. Kita perlu mendelegasikan pekerjaan penting untuk tim kita. Ini akan
membebaskan pikiran kita untuk berpikir secara strategis.
Jika enam hal ini menjadi kebiasaan sehari-hari untuk kita,
dampak yang nyata besar pada produktivitas kita. Selamat berkarya dengan lebih
produktif.
Nomor 6 yang menurut saya sulit, yaitu memiliki tenaga yang terampil (SDM), banyak orang memiliki usaha yang jelas namun terkendala dalam SDMnya dan akhirnya sang pemilik merasa lelah untuk mengurus usahanya sendiri dan memilih untuk menutup usahanya.
ReplyDeleteItu fenomena yang masih banyak terjadi di Indonesia. Perlu adanya peningkatan kualitas SDM secara massif di Indonesia
ReplyDelete