24 July 2014

Mendorong Open Source Software di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah



Penggunaa Open Source Software memang merupakan suatu langkah yang sangat baik. Dengan menggunakan produk open source maka kita tidak hanya menjadi pengguna perangkat lunak saja tapi sudah meningkat menjadi pembuat perangkat lunak atau software developer. Sudah saatnya orang Indonesia menjadi “pemain” di bidang teknologi informasi, bukan hanya “penonton” perkembangan teknologi informasi di negeri sendiri.

Masih rendahnya penggunaan open source di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Tengah pada khususnya, membuat prihatin. Dengan dasar hal tersebut di atas, maka dicoba berbagai upaya untuk lebih memasyarakatkan open source di Jawa Tengah dan Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan membuat suatu distro atau turunan Linux yang mirip dengan M*******t W****** agar pengguna lebih mudah untuk bermigrasi dari software berbayar ke sofware berlisensi GPL khususnya Linux.

Dikarenakan latar belakang sebagai pegawai pemerintahan di provinsi Jawa Tengah, maka suatu distro ( atau turunan Linux yang mirip dengan Microsoft Windows yang) diberi nama Linux Softice didedikasikan untuk para pegawai negeri sipil di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Fasilitas yang dimasukkan dalam distro inipun adalah software / perangkat lunak yang dibutuhkan pada proses perkantoran di lingkungan pemerintahan.

Semua perangkat lunak yang tertanam di dalamnya sangat mendukung semua proses perkerjaan perkantoran pada pemerintah provinsi. Walaupun semua fasilitas perkantoran sudah tertanam dengan bagus didalam Linux Softice ini, namun tidak serta merta membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi. Cukup dengan Pentium IV saja, Linux Softice ini sudah bisa berjalan dengan lancar.

Hambatan terbesar sebenarnya dari sisi non teknis, yaitu dengan para pengguna / pegawai yang sudah terlanjur terbiasa dan “cinta” dengan produk berbayar yang biasanya hasil crack atau hasil curian. Karena faktor sudah sangat familier dengan produk berbayar ini, maka sangat susah untuk mendorong pegawai untuk memanfaatkan perangkat lunak open source ini. Faktor kebiasaan ini merupakan faktor yang paling kuat dalam menghambat perkembangan open source di Jawa Tengah.

Kadang rasa lelah dan putus asa muncul dalam hati. Banyak usaha telah dilakukan. Mulai dengan cara “diplomasi” atau bicara langsung pada pihak yang punya peranan di bidang penggunaan perangkat lunak ataupun dengan mengirimkan proposal resmi untuk penggunaan Linux Softice. Namun, sampai dengan 2 tahun, hasilnya belum kelihatan. Para pemegang keputusan di bidang penggunaan perangkat lunak tidak memberikan respon positif. Dan 15 proposal yang telah dikirimkan juga tidak pernah diketahui lagi nasibnya.

Semoga bisa tetap semangat mendorong Open Source Software di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

3 comments:

  1. Semangat, pak.
    Memang butuh waktu, tapi saya yakin, pak Darto dapat melihat hasilnya kelak, jika tetap konsisten

    ReplyDelete