Penggunaa Open Source Software memang merupakan suatu langkah yang sangat baik. Dengan menggunakan produk open source maka kita tidak hanya menjadi pengguna perangkat lunak saja tapi sudah meningkat menjadi pembuat perangkat lunak atau software developer. Sudah saatnya orang Indonesia menjadi “pemain” di bidang teknologi informasi, bukan hanya “penonton” perkembangan teknologi informasi di negeri sendiri.
Masih rendahnya penggunaan open source
di Indonesia pada umumnya dan di Jawa Tengah pada khususnya, membuat
prihatin. Dengan dasar hal tersebut di atas, maka dicoba berbagai
upaya untuk lebih memasyarakatkan open source di Jawa Tengah dan
Indonesia. Salah satu upaya adalah dengan membuat suatu distro atau
turunan Linux yang mirip dengan M*******t W****** agar pengguna lebih
mudah untuk bermigrasi dari software berbayar ke sofware berlisensi
GPL khususnya Linux.
Dikarenakan latar belakang sebagai
pegawai pemerintahan di provinsi Jawa Tengah, maka suatu distro (
atau turunan Linux yang mirip dengan Microsoft Windows yang) diberi
nama Linux Softice didedikasikan untuk para pegawai negeri sipil di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah. Fasilitas yang
dimasukkan dalam distro inipun adalah software / perangkat lunak yang
dibutuhkan pada proses perkantoran di lingkungan pemerintahan.
Semua perangkat lunak yang tertanam di
dalamnya sangat mendukung semua proses perkerjaan perkantoran pada
pemerintah provinsi. Walaupun semua fasilitas perkantoran sudah
tertanam dengan bagus didalam Linux Softice ini, namun tidak serta
merta membutuhkan spesifikasi hardware yang tinggi. Cukup dengan
Pentium IV saja, Linux Softice ini sudah bisa berjalan dengan lancar.
Hambatan terbesar sebenarnya dari sisi
non teknis, yaitu dengan para pengguna / pegawai yang sudah terlanjur
terbiasa dan “cinta” dengan produk berbayar yang biasanya hasil
crack atau hasil curian. Karena faktor sudah sangat familier dengan
produk berbayar ini, maka sangat susah untuk mendorong pegawai untuk
memanfaatkan perangkat lunak open source ini. Faktor kebiasaan ini
merupakan faktor yang paling kuat dalam menghambat perkembangan open
source di Jawa Tengah.
Kadang rasa lelah dan putus asa muncul
dalam hati. Banyak usaha telah dilakukan. Mulai dengan cara
“diplomasi” atau bicara langsung pada pihak yang punya peranan di
bidang penggunaan perangkat lunak ataupun dengan mengirimkan proposal
resmi untuk penggunaan Linux Softice. Namun, sampai dengan 2 tahun,
hasilnya belum kelihatan. Para pemegang keputusan di bidang
penggunaan perangkat lunak tidak memberikan respon positif. Dan 15
proposal yang telah dikirimkan juga tidak pernah diketahui lagi
nasibnya.
Semoga bisa tetap semangat mendorong
Open Source Software di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Semangat, pak.
ReplyDeleteMemang butuh waktu, tapi saya yakin, pak Darto dapat melihat hasilnya kelak, jika tetap konsisten
Siap mas
DeleteMohon doanya aja mas
ReplyDelete