Untuk
dapat lulus dari Perguruan Tinggi, Kerja Praktek (KP)
merupakan salah satu kegiatan yang wajib bagi mahasiswa. Kerja
praktek mempunyai bobot SKS. Bobot SKS nya tergantung dari masing – masing Perguruan
Tinggi. Ada yang bobotnya 1 SKS, 2 SKS atau 3 SKS.
Keberhasilan
Kerja Praktek dinilai oleh beberapa komponen antara lain dari dosen pembimbing,
dari instansi tempat KP, dan nilai seminar. Setelah selesai, mahasiswa akan mempresentasikan hasil
kerja beserta laporannya. Nilai akhir KP-pun akan ditentukan pula dari hasil
presentasi hasil kerja.
Kerja
praktek biasanya dimbil oleh seorang mahasiswa semester 5, atau lebih.
Mahasiswa yang telah menyelesaikan bebas SKSnya, akan disarankan untuk
mengikuti / mengambil SKS Kerja Praktek. Mahasiswa yang mengambil Kerja Praktek
harus mempersiapkan diri.
Yang
menjadi masalah, biasanya, setelah masuk di perkantoran, banyak Mahasiswa yang
tidak mendapat apa yang dibutuhkan dalam kerja praktek. Tentunya dalam kerja
praktek, mahasiswa ingin mendapatkan pengalaman bekerja pada tempat prakteknya.
Pengamatan
penulis, peserta KP di instansi pemerintahan tidak mendapat pengalaman yang
cukup dalam bekerja. Mahasiswa hanya mendapatkan tugas yang sangat “berbau
kuliah”. Tugas tugas yang “berbau pegawai” sangat sedikit sekali.
Biasanya
mahasiswa kerja praktek hanya diminta untuk mem-fotocoy atau pekerjaan lain
yang terlalu sederhana. Atau kadang diminta membuat suatu pekerjaan yang tidak
sesuai dengan jurusan atau program studi-nya.
Apa
solusinya? Ada ide?
Kerja Praktek bukan main-main aja lho ...
ReplyDelete