25 November 2015

Koran 2000 rupiah



Niat baik kadang menempatkan kita pada posisi yang kurang enak dihati. Namun hal ini tak boleh membuat kita berhenti berbuat baik. Karena dalam hal berbuat baik kita tidak boleh melihat ending. Apapun ending yang kadang kurang pas, kita tetap harus berbuat baik. 

Ini kesimpulan yang bisa saya ambil kala mendapat pengalaman yang cukup unik. Efek tidak baiknya itu sebenarnya bisa kita lupakan. Cuman rugi 2 ribu perak. Gak banyak kan? Tapi membuat kita berpikir juga.

Pengalaman ini terjadi beberapa hari lalu ( sekitar bulan Oktober 2015). Kebetulan saya pulang kerja agak malam. Dengan mengendarai sepeda motor keluaran 2005 saya coba nikmati udara malam. 

Sampai dibundaran Tugu Muda Semarang, harus berhenti di traffic light depan Gedung Pandanaran atau Gedung Arsip Kota Semarang. Berhenti cukup lama karena lampu merah sekitar 90 detik. 

Pada kesempatan inilah saya melihat anak kecil dengan perawakan kurus, agak kumal dan tanpa sepatu menjajakan koran.  Mungin umurnya 5 atau 6 tahun. Kalau kita melihat sendiri pastilah merasa iba. Karena saya melihat bahwa koran yang dijualnya hanya seharga 1000 dan itu koran pagi, saya berniat membeli walau tidak butuh. Kebetulan saya pagi itu sudah membeli koran dan sudah saya baca habis siangnya.

Saya ambil satu keping uang logam 1000 an dari dalam kantong. Dengan sedikit berteriak saya lambaikan tangan ke anak kecil tadi. “Korannya satu”, kata saya sambil memberikan uang logam tersebut. 

Sambil menggelengkan tangan anak itu berkata dengan lirih “2 ribu”. Dia minta korannya dihargai 2000 rupiah. Waduuuuu. Tapi gak papa lah. Cuman 2000 saja. Okelah saya ambil 1000 rupiah lembaran dari kantong celana. Gak tega juga melihat anak sekecil itu malam hari harus bekerja mencari uang. Kayaknya kok kurang manusiawi. Akhirnya saya terima koran seribuan itu dan diselipkan di tas yang saya bawa. 

Si anak kecil tadi beralih menawari pengendara sepeda motor disebelahku. Eh.. ternyata kejadiannya sama dengan saya. Gak mau diberi 1000 rupiah. Hehehehe. Bagus juga strateginya. Dan ternyata kejadian itu juga terjadi pada pengendara mobil di depanku. Iklas membeli koran itu dengan 2000 rupiah.

Setelah itu aku berlalu karena lampu traffic light telah berganti hijau. Setelah itu, kejadian itu hilang dari ingatanku. 

Setelah beberapa hari, malam hari aku berada lagi di traffic light yang sama. Ternyata si anak tadi masih jualan koran disitu dengan pola yang sama. Aku gak tahu harus berpikir apa. Hehehehe. 

Gimana pembaca?


Posted by Darto via Blogaway for Android

2 comments: