28 October 2017

Pakis dan Bambu

Ada seorang pria yang putus asa dan mau meninggalkan segalanya. Meninggalkan pekerjaan, hubungan dan berhenti hidup. Lalu ia pergi ke hutan untuk bicara yang terakhir kalinya dengan Tuhan, “Apakah Tuhan bisa memberi saya satu alasan yg baik untuk jangan berhenti hidup dan menyerah?”

Jawaban Tuhan sangat mengejutkan,

“Coba lihat ke sekitarmu. Apakah kamu melihat pakis dan bambu?”

“Ya” jawab pria itu.

“Ketika menanam benih pakis dan benih bambu,AKU merawat keduanya secara sangat baik. AKU memberi keduanya cahaya, memberikan air. Pakis tumbuh cepat di bumi, daunnya yg hijau segar menutupi permukaan tanah hutan. Sementara itu benih bambu tidak menghasilkan apapun, tapi AKU tidak menyerah.

Pada tahun kedua, pakis tumbuh makin subur dan banyak, tapi belum ada juga yang muncul dari benih bambu. Tapi Aku tidak menyerah.

Di tahun ketiga, benih bambu belum juga memunculkan sesuatu, tapi Aku tidak menyerah.
Di tahun keempat, masih juga belum ada apapun dari benih bambu. Aku tidak menyerah” kata TUHAN.

“Di tahun kelima, muncul sebuah tunas kecil. Dibanding dengan pohon pakis, tunas itu tampak kecil dan tidak bermakna. Tapi 6 bulan kemudian, bambu itu menjulang sampai 100 kaki. Untuk menumbuhkan akar itu perlu waktu 5 tahun. Akar ini membuat bambu kuat dan memberi apa yang diperlukan bambu untuk bertahan hidup. AKU tak akan memberi cobaan yang tak sanggup diatasi ciptaan-Ku,“ kata TUHAN kepada pria itu.

“Tahukah kamu, anak-Ku. Di saat menghadapi semua kesulitan dan perjuangan berat ini, kamu sebenarnya menumbuhkan akar-akar?”

“AKU tidak meninggalkan bambu itu, AKU juga tak akan meninggalkanmu”

“Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain,” kata Tuhan.

“Bambu mempunyai tujuan yang beda dengan pakis, tapi keduanya membuat hutan menjadi indah”

“Waktumu akan datang, kamu akan menanjak dan menjulang tinggi. Bersabarlah dan banyaklah tuk belajar lagi, waktumu pasti akan tiba…”

Sumber : WAG, penulis asli silakan claim,  sayang jika tidak dibagikan.

No comments:

Post a Comment