09 October 2016

Solution Oriented

Co-Writer : Andien

Mengeluh, itulah yang sering kita lakukan. Saya , Anda , semua orang sering melakukannya dengan berbagai cara dan berbagai ekspresi. Ada yang lewat sosmed, ada yang curhat dengan teman dekat, atau sekedar mengeluh dalam hati. Semua keluhan itu datangnya dari satu hal, yaitu persoalan hidup. Betapa kita merasa hidup ini penuh beban, penuh persoalan. Persoalan rumah tangga, persoalan asmara, persoalan pelajaran sekolah atau kuliah, persoalan perkerjaan, dan ratusan atau ribuan persoalan lainnya. Semua datang silih berganti tanpa henti.

Yang sering kita lupa adalah bahwa sebenarnya hidup ini sendiri adalah sebuah rentetan masalah itu sendiri. Yang membedakan hidup dan tidak hidup adalah persoalan dan masalah. Kita tetap hidup karena adanya permasalah pada kehidupan kita. Kalau sudah tak ada kesulitan atau masalah , artinya kita tak hidup lagi. Mau tidak mau, suka tidak suka , inilah realitas yang harus kita terima.

Lalu apakah hidup kita menjadi beban? Ya , kalau kita berpikir pada masalah itu sendiri. Tetapi kalau kita berpikir pada pencarian solusi dan alternatif pemecahan masalah, rasa hidup sebagai beban akan menjadi jauuuuuh berkurang.

Pikirkanlah cara untuk bisa keluar dari masalah yang ada, bukan pada masalahnya sendiri. Yakinlah bahwa sebenarnya Tuhan sudah mempersiapkan solusi untuk setiap permasalahan yang diujikan pada kita. Tuhan tidak pernah memberikan ujian melebihi kemampuan umatNya. Tuhan bukan dosen, yang sering memberikan ujian melebihi kemampuan mahasiswanya ... hehehehe. Kita tinggal mencari solusinya. Dan pasti ketemu.

Lalu bagaimana jika persoalan itu kita rasa sangat besar yang tidak sanggup kita pecahkan sendiri? Kalau kita tidak yakin kita bisa pecahkan itu sendiri, maka kita boleh saja mencari bantuan, dalam arti kita bisa saja memecahkan persoalan itu secara  bersama dalam bentuk kerjasama dengan yang lainnya. Kita diberi kemampuan untuk dapat saling empati dan membantu. Itulah salah satu yang membedakan kita dengan hewan.

Bekerjasama bisa menjadi solusi yang mujarab, sepanjang kita juga memberikan kontribusi, memberikan sumbangan yang nyata untuk pemecahan masalah.

Semakin banyak kita ikut andil dalam sebuah kerjasama pencarian solusi, maka semakin kita mampu mencari solusi atas persoalan kita dan semakin mampu menjadi solusi untuk orang lain. Kita jadi semakin bisa mengembangkan diri dalam memecahkan persoalan hidup dan makin bahagia karena kita mampu memecahkan persoalan hidup ini.

Pedang akan semakin tajam setelah mampu melewati ujian berupa diasah, digerus dengan batu asahan berkali kali. Kalau hanya digerus sekali saja, maka kurang bagus kualitas pedang itu. Berlian sebenarnya juga cuma arang. Arang yang ditekan dan dipanaskan dengan suhu yang demikian tinggi dan demikian lama. Kalau arang hanya sedikit dipanaskan dan sedikit ditekan, mana mungkin jadi berlian? Semakin banyak ujian / masalah hidup yang kita hadapi, semakin tajam dan semakin berkilau seperti berlian.

Masalah hidup hanya “gerusan” , hanya “panas”, hanya “tekanan” yang mampu membuat pedang makin tajam dan berlian makin berkilau dan jernih.  Kita hanya perlu melewati proses “pengasahan” dan “pemanasan” itu dengan cara mencari solusi yang telah disediakan Tuhan. Fokus pada solusi bukan pada masalahnya.



by Darto

No comments:

Post a Comment